1. Umur Alam Semesta Menurut Sains
Para ilmuwan kosmologi sepakat bahwa alam semesta berawal dari peristiwa besar yang dikenal sebagai Big Bang. Berapa umur alam semesta?
Perhitungan terbaru berdasarkan data cosmic microwave background (CMB), terutama dari misi Planck (ESA), menunjukkan bahwa: Umur alam semesta ± 13,8 miliar tahun.
Perhitungan ini didasarkan pada:
- Laju pemuaian alam semesta (Hubble constant),
- Observasi radiasi sisa Big Bang,
- Pembentukan unsur-unsur awal (nucleosynthesis),
- Pembentukan galaksi dan struktur kosmik.
Alam semesta berkembang dari kondisi sangat padat dan panas, kemudian mengembang, mendingin, dan membentuk bintang-bintang serta galaksi.
2. Umur Bumi Menurut Sains
Berbagai metode geologi dan astronomi, terutama radiometri isotop (uranium–lead dating), menyimpulkan: Umur Bumi ± 4,54 miliar tahun.
Fase-fase utama pembentukan Bumi:
- Akresi awal (penggumpalan debu dan batuan hasil supernova).
- Pembentukan bulan akibat tumbukan besar (Theia Impact).
- Pendinginan permukaan dan pembentukan kerak.
- Kemunculan air dan atmosfer awal.
- Munculnya kehidupan sekitar 3,8 miliar tahun lalu.
Umur bumi yang jauh lebih muda dibanding usia alam semesta menunjukkan bahwa bintang dan planet berevolusi bertahap dalam skala waktu kosmik.
3. Keterkaitan dengan Ayat-Ayat Al-Qur’an
Al-Qur’an bukan buku kosmologi, namun memberikan isyarat mengenai penciptaan bertahap, pengembangan alam, dan ketelitian struktur kosmos.
Berikut beberapa ayat yang sering dikaitkan dengan penemuan modern (tanpa memaksakan interpretasi sains ke ayat):
a. Alam semesta memiliki permulaan dan terus mengembang
QS. Adz-Dzariyat: 47
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami, dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.”
Kata "mūsi‘ūn" dipahami sebagian mufasir modern sebagai indikasi bahwa alam semesta mengalami perluasan — sejalan dengan penemuan Hubble bahwa alam mengembang.
b. Penciptaan langit dan bumi melalui beberapa tahapan
QS. Fussilat: 9–12
Ayat ini menjelaskan bahwa penciptaan bumi dan langit berlangsung melalui tahapan-tahapan, bukan secara instan. Ini sejalan dengan konsep sains bahwa:
- Alam semesta terbentuk melalui fase-fase panjang,
- Bumi terbentuk milyaran tahun setelah Big Bang.
Ayat tersebut menunjukkan urutan, bukan durasi literal “hari”, sehingga tidak bertentangan dengan skala waktu kosmik.
c. Alam semesta dulunya satu kesatuan
QS. Al-Anbiya: 30
“Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulu adalah satu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya...”
Ayat ini sering dikaitkan dengan konsep bahwa:
- Materi alam semesta awalnya satu kesatuan,
- Kemudian "dipisahkan" melalui peristiwa kosmik besar.
Walau bukan penjelasan Big Bang secara ilmiah, ayat ini memberi isyarat tentang asal-usul tunggal.
4. Harmoni Sains dan Al-Qur’an
Keduanya dapat dipahami sebagai dua cara membaca realitas:
5. Kesimpulan
- Sains menunjukkan bahwa alam semesta berusia 13,8 miliar tahun dan Bumi 4,54 miliar tahun.
- Data ini diperoleh melalui perhitungan fisika modern, pengamatan langit, dan analisis geologi presisi tinggi.
- Al-Qur’an tidak membahas angka ilmiah, tetapi memberikan isyarat tentang: proses bertahap, asal-usul tunggal, perkembangan alam, ketelitian penciptaan.
