Struktur Alam Semesta (3)

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم



“Materi gelap” ini ibarat orang bisu. 
Kita tak dapat mendengar kisah mereka tetapi kita yakin mereka ada dihadapan kita. Kita hanya bisa menangkap isyarat-isyarat yang diberikannya. Isyarat-isyarat tak langsung itulah yang ditangkap oleh para astrofisikawan untuk mendengar kisah “materi gelap”. Isyarat-isyarat itu bisa berupa pancaran sinar-X dari bintang yang berpasangan dengan Black Holeatau dari efek gravitasi pada objek di dekatnya. Sekadar contoh, inilah cara Black Hole bercerita bahwa dirinya ada. Pancaran sinar-X yang kuat bisa bercerita bahwa di sana ada obyek yang sangat panas. Dengan telaah fisika kemudian diketahui bahwa panas itu terjadi karena ada materi dari suatu bintang yang sedang disedot oleh benda yang kecil bermassa sangat besar yang menjadi pasangannya. Materi yang jatuh pada bidang yang sempit di sekitar benda penyedot itulah menimbulkan panas yang sangat tinggi yang akhirnya memancarkan sinar-X. Dari isyarat-isyarat lainnya disimpulkan bahwa penyebab perpindahan materi itu adalah sebuah Black Holeyang sedang menyedot materi dari bintang pasangannya, seperti teramati pada objek Cygnus X-1.

Kini di awal abad 21, ‘materi gelap’ makin gelap lagi. Observasi astronomi masih sulit mendeteksi keberadaannya, karena mulai bergeser ke pengertian yang lebih sempit sebagai materi non-barionik. Hanya fisika partikel yang kini diharapkan menjadi ‘juru bahasanya’ dari ungkapan-ungkapan abstrak matematis. Dari tiga jenis partikel anggota ‘materi gelap’, baru netrino yang sedikit dikenali. Selebihnya masih dianggap materi hipotetik: axion dan neutralino. Dengan bantuan teleskop dan detektor astronomi yang makin peka merekam objek-objek redup, kini telah diyakini bahwa bumi kita bukanlah pusat alam semesta yang di kelilingi oleh lapisan-lapisan langit. Bumi kita hanyalah satu planet kecil di tatasurya yang terdiri dari matahari beserta benda-benda langit lainnya yang mengitarinya. 

Saat ini diketahui bahwa di sekitar matahari ada 8 planet, beberapa planet kerdil, lebih dari 56 satelit yang mengitari planet induknya, puluhan ribu asteroid (planet kecil), meteoroid (batuan antarplanet), dan debu antarplanet (meteoroid mikro). Matahari adalah anggota tatasurya yang paling dominan dengan massa 99,85% dari keseluruhan massa total tatasurya. Sedangkan massa total 8 planet (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) kurang dari 0,15%. Empat planet pertama disebut planet kebumian karena komposisinya mirip bumi, terutama terdiri dari batuan silikat dan logam. Empat planet berikutnya adalah planet raksasa dengan komposisi utamanya adalah unsur-unsur ringan (Hidrogen, Helium, Argon, Karbon, Oksigen, dan Nitrogen) berbentuk gas atau cair. Di antara Mars dan Jupiter terdapat puluhan ribu asteroid atau planet kecil. Tetapi massa totalnya hanya sekitar 1% dari Merkurius, planet kebumian yang terkecil. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua batuan meteorit yang jatuh ke bumi berasal dari pecahan asteroid tersebut. Bumi berjarak 150 juta km dari matahari. Ini disebut 1 (satu) Satuan Astronomi (SA). Sedangkan planet kerdil, Pluto, berjarak 39.5 SA. Jarak terjauh yang masih dipengaruhi gaya gravitasi matahari adalah sekitar 20 triliun km atau 120.000 kali jarak bumi-matahari. Di luar orbit Pluto tersebut terdapat “gudang” komet yang jumlahnya triliunan bakal komet. Gudang komet terdekat disebut Sabuk Kuiper pada jarak sekitar 50 SA dan yang terjauh dikenal sebagaiAwan Komet Oort pada jarak sekitar 50.000 SA. Gudang komet ini diduga sebagai sisa-sisa materi pembentuk tatasurya. Gangguan terhadap gudang komet itu akan menyebabkan sebagian inti komet keluar dari gudangnya dan tertarik oleh gravitasi matahari. Akibatnya komet itu akan mengitari matahari. Komet yang terdiri dari gas beku, es, dan debu bila mendekati matahari akan menguap dan melepaskan debu-debunya di sepanjang lintasannya. Itu yang sering kita sebut sebagai bintang berekor.

Di luar tatasurya kita berada adalah ruang antarbintang. Matahari sendiri hanyalah bintang kuning berukuran sedang. Ribuan bintang bisa kita lihat di langit dengan mata biasa dan jutaan lagi yang bisa kita lihat dengan teleskop. Di antaranya ada bintang-bintang raksasa yang besarnya ratusan kali besar matahari. Semuanya merupakan anggota dari ratusan miliar bintang yang menghuni galaksi kita, Bima Sakti.


bersambung.....

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)
Jika artikel ini bermanfaat, mohon untuk berkomentar di bawah ini: