Penemuan Sinar X Tak Disengaja oleh Rontgen (1)

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم


Pada tahun 1895, ahli fisika dari Jerman, Wilhelm Conrad Rontgen menemukan sinar X secara kebetulan. 
Rontgen sedang mengulangi percobaan-percobaan yang sebelumnya telah dilakukan oleh ahli-ahli fisika lain yang dalam percobaannya listrik bervoltase tinggi dilepaskan melalui udara atau gas-gas lain di dalam tabung gelas yang dikosongkan sebagian. Di awal tahun 1858 ditemukan bahwa dinding pada tabung gelas menjadi berpendar selama pelepasan muatan. Di tahun 1878 Sir William Crookes menjelaskan ”sinar katoda” yang menyebabkan pemendaran ini sebagai "aliran molekul yang terbang”, tetapi kini kita tahu bahwa sebenarnya sinar katoda adalah aliran elektron yang dikeluarkan dari katoda, dan tabrakan elektron-elektron ini pada dinding tabung kaca menghasilkan pemendaran. 

Lampu reklame, tabung televisi, dan tabung lampu pijar merupakan pengembangan yang modern dari percobaan-percobaan ini. Bagian dalam dari tabung pijar dilapisi dengan bahan yang berpijar untuk menghasilkan berbagai warna dan efek sinar. 

sumber gambar: amazine.co

Pada tahun 1892 Heinrich Hertz menunjukkan bahwa sinar katoda dapat menembus lembaran logam yang tipis. Dua tahun kemudian Philipp Lenard menciptakan tabung pelepas muatan listrik yang mempunyai jendela-jendela aluminium tipis. Jendela-jendela ini membuat sinar katoda bisa menembus keluar tabung. Sinar katoda dapat dideteksi oleh adanya sinar yang dihasilkannya di atas sebuah layar yang terbuat dari bahan yang berpijar (layar seperti itu juga digunakan untuk mendeteksi sinar ultraviolet) tetapi sinar katoda tersebut hanya beredar dua atau tiga sentimeter di udara pada tekanan biasa di luar tabung hampa udara. 

Rontgen mengulangi beberapa percobaan ini untuk membiasakan diri dengan teknik-tekniknya. Ia kemudian memutuskan untuk melihat kemungkinan apakah ia dapat mendeteksi sinar katoda yang keluar dari tabung kaca hampa udara seperti yang digunakan Crookes—yaitu tabung kaca yang tidak mempunyai jendela aluminium yang tipis. Tak seorang pun pernah mengamati sinar katoda dalam kondisi seperti ini. Rontgen berpendapat alasan kegagalan pengamatan itu mungkin karena pemendaran yang kuat dari tabung katoda menggelapkan pemijaran yang lemah dari layar detektor. Untuk menguji teori ini, ia membuat penutup tabung katoda yang terbuat dari kardus warna hitam. Untuk menentukan efektivitas penutup tersebut, ia kemudian membuat ruangan menjadi gelap dan menyalakan kumparan bervoltase tinggi untuk memberi tenaga pada tabung. Setelah merasa puas karena penutup berwarna hitam benar-benar menutupi tabung dan menghambat sinar yang berpendar keluar, Rontgen akan mematikan kumparan voltase dan akan menyalakan lampu ruangan kembali sehingga ia dapat mengatur posisi layar pendar pada berbagai jarak pendek dari tabung hampa udara. 

Namun demikian, saat itu juga, ia memperhatikan sinar lemah berkelip-kelip dari sebuah titik di kamar gelap dengan jarak lebih dari satu yard dari tabung kosong. Awalnya ig menduga bahwa pasti ada kebocoran sinar dari penutup berwarna hitam di sekitar tabung, yang dipantulkan oleh cermin di ruangan itu. Tetapi, tidak ada cermin di ruangan itu. Ketika ia melewatkan serangkaian lain dari muatan-muatan melalui tabung katoda, ia melihat sinar lemah tadi muncul lagi di tempat yang sama, terlihat seperti awan hijau redup yang bergerak dalam gerakan yang sinkron dengan pelepasan muatan yang berubah-ubah dari tabung katoda. Rontgen segera menyalakan korek api, dan ia menemukan bahwa sumber dari sinar misterius itu adalah layar pijar kecil yang ia rencanakan untuk digunakan sebagai sebuah detektor di dekat tabung katoda yang berselubung hitam—tetapi layar tersebut berada di bangku yang berjarak lebih dari satu yard dari tabung. 


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)