Kenapa Gerakan Pesawat Terasa Banget Saat Take Off, Tapi Nggak Terasa Waktu Udah Terbang?

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم




Kalau kamu pernah naik pesawat, pasti pernah ngerasain sensasi “dorongan kuat ke belakang” waktu pesawat mulai lepas landas. Rasanya kayak naik roller coaster — deg-degan, jantung berdebar, bahkan ada yang sampai pegang sandaran kursi kenceng-kenceng. Tapi anehnya, setelah beberapa menit di udara, semuanya jadi tenang. Padahal pesawat lagi ngebut banget di atas langit!


Nah, kamu nggak sendirian kok kalau pernah mikir, “Kenapa sih pas take off terasa banget gerakannya, tapi pas udah terbang malah berasa adem ayem?”


Yuk, kita bahas bareng. Ini bukan sihir, tapi penjelasan ilmiah yang sebenarnya cukup simpel dan... menarik banget!

 

1. Take Off = Percepatan Gede-Gedean!

Saat pesawat mulai meluncur di landasan, pilot menyalakan mesin dengan kekuatan penuh. Dalam hitungan detik, pesawat harus mencapai kecepatan 250–300 km/jam biar bisa terbang. Nah, lonjakan kecepatan inilah yang bikin kita “terlempar” ke belakang kursi.


Kenapa terasa? Karena tubuh kita peka banget sama percepatan (perubahan kecepatan), bukan kecepatan itu sendiri. Jadi walaupun pesawat lagi ngegas habis-habisan, yang bikin kita merasa “terdorong” itu bukan kecepatannya, tapi perubahannya.


Menurut fisika, gaya = massa × percepatan (F = m × a). Jadi makin cepat pesawat nambah kecepatannya, makin gede juga gaya yang kita rasain.

 

2. Telinga Kita Juga Ikut Panik

Bukan cuma badan, telinga dalam kita (yang ngatur keseimbangan) juga mendeteksi perubahan arah. Saat pesawat naik ke atas, tubuh bergerak miring, dan otak bilang, “Eh, kita lagi naik nih!” Kombinasi gaya dorong horizontal dan gerakan menanjak bikin sistem keseimbangan kita kebingungan sejenak. Inilah yang bikin kamu kadang merasa pusing, melayang, atau deg-degan pas take off.

 

3. Udah Terbang? Selamat Datang di Zona Kecepatan Konstan

Begitu pesawat mencapai ketinggian jelajah (sekitar 10.000 meter), kecepatannya mulai stabil. Biasanya pesawat bakal melaju konstan di angka 800–900 km/jam. Tapi anehnya, kita nggak ngerasa apa-apa. Kenapa?


Karena tubuh kita nggak bisa ngerasain kecepatan konstan, cuma bisa ngerasain perubahan kecepatan. Jadi walaupun kamu lagi terbang super cepat, kalau kecepatannya stabil... ya tubuhmu bakal mikir, “Santuy aja, nggak ada yang terjadi.”


Bayangin kamu naik mobil di jalan tol yang mulus banget, terus mobilnya jalan pelan-pelan naik ke 100 km/jam tanpa ngerem atau ngebut tiba-tiba. Kalau nggak liat ke luar, kamu bakal ngerasa kayak lagi diam aja, kan?

 

4. Kabin Tertutup = Minim Clue Visual

Coba deh bandingin naik mobil dan naik pesawat. Di mobil, kamu bisa liat pohon, mobil lain, atau bangunan yang “mundur” waktu kamu jalan. Otak jadi sadar, “Oke, kita lagi bergerak.”


Tapi di pesawat? Jendela kecil, langit biru terus, atau cuma awan putih yang kelihatan “diam”. Otak jadi kehilangan petunjuk visual. Akhirnya kamu merasa seolah-olah nggak bergerak sama sekali, padahal kamu lagi meluncur di udara secepat peluru.

 

5. Tekanan Udara Ikut Main Peran

Waktu pesawat naik, tekanan udara luar turun drastis. Untungnya, kabin pesawat punya sistem yang bikin tekanan di dalam tetap nyaman. Tapi telinga kamu tetap bisa “kerasa” perubahan ini — makanya kadang telinga terasa pengang atau nggak enak waktu naik.


Tapi setelah tekanan kabin stabil dan tubuhmu beradaptasi, sensasi itu hilang. Dan kamu pun mulai menikmati perjalanan sambil... rebahan nonton film atau makan snack maskapai 😄

 

Secara singkatnya:

  • Kita merasa gerakan saat take off karena ada percepatan besar + perubahan arah.
  • Begitu pesawat udah di atas dan jalannya stabil (kecepatan konstan), tubuh kita nggak bisa ngerasain gerakan itu lagi.
  • Ditambah minimnya rangsangan visual + tekanan kabin yang sudah stabil = kita merasa nyaman dan “diam”.

 

Gimana, sekarang udah nggak penasaran lagi ‘kan kenapa naik pesawat rasanya kayak roller coaster di awal, tapi nyantai banget setelah di atas?


Kalau kamu pernah punya pengalaman seru atau unik waktu take off, boleh banget share di kolom komentar! ðŸ˜‰✈️



Referensi:
  1. Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2014). Fundamentals of Physics. Wiley.
  2. Serway, R.A., & Jewett, J.W. (2013). Physics for Scientists and Engineers. Brooks Cole.
  3. NASA Glenn Research Center. “Thrust.” https://www.grc.nasa.gov
  4. Guyton & Hall. Textbook of Medical Physiology (2006).
  5. Benson, A.J. (1999). Motion Sickness. In Textbook of Aerospace Medicine. Springer.
  6. European Aviation Safety Agency (EASA). “Flight Phases.”
  7. NASA Human Research Program. “Motion Sickness and Sensory Conflict.” https://www.nasa.gov/hrp

 


 

 


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)