Kalau kamu pernah naik pesawat, pasti pernah
ngerasain sensasi “dorongan kuat ke belakang” waktu pesawat mulai lepas landas.
Rasanya kayak naik roller coaster — deg-degan, jantung berdebar, bahkan ada
yang sampai pegang sandaran kursi kenceng-kenceng. Tapi anehnya, setelah
beberapa menit di udara, semuanya jadi tenang. Padahal pesawat lagi ngebut
banget di atas langit!
Nah, kamu nggak sendirian kok kalau pernah
mikir, “Kenapa sih pas take off terasa banget gerakannya, tapi pas udah terbang
malah berasa adem ayem?”
Yuk, kita bahas bareng. Ini bukan sihir, tapi
penjelasan ilmiah yang sebenarnya cukup simpel dan... menarik banget!
Saat pesawat mulai meluncur di landasan, pilot
menyalakan mesin dengan kekuatan penuh. Dalam hitungan detik, pesawat harus
mencapai kecepatan 250–300 km/jam biar bisa terbang. Nah, lonjakan kecepatan
inilah yang bikin kita “terlempar” ke belakang kursi.
Kenapa terasa? Karena tubuh kita peka banget
sama percepatan (perubahan kecepatan), bukan kecepatan itu sendiri. Jadi
walaupun pesawat lagi ngegas habis-habisan, yang bikin kita merasa “terdorong”
itu bukan kecepatannya, tapi perubahannya.
Menurut fisika, gaya = massa × percepatan (F =
m × a). Jadi makin cepat pesawat nambah kecepatannya, makin gede juga gaya yang
kita rasain.
Bukan cuma badan, telinga dalam kita (yang
ngatur keseimbangan) juga mendeteksi perubahan arah. Saat pesawat naik ke atas,
tubuh bergerak miring, dan otak bilang, “Eh, kita lagi naik nih!” Kombinasi
gaya dorong horizontal dan gerakan menanjak bikin sistem keseimbangan kita
kebingungan sejenak. Inilah yang bikin kamu kadang merasa pusing, melayang,
atau deg-degan pas take off.
Begitu pesawat mencapai ketinggian jelajah
(sekitar 10.000 meter), kecepatannya mulai stabil. Biasanya pesawat bakal
melaju konstan di angka 800–900 km/jam. Tapi anehnya, kita nggak ngerasa
apa-apa. Kenapa?
Karena tubuh kita nggak bisa ngerasain
kecepatan konstan, cuma bisa ngerasain perubahan kecepatan. Jadi walaupun
kamu lagi terbang super cepat, kalau kecepatannya stabil... ya tubuhmu bakal
mikir, “Santuy aja, nggak ada yang terjadi.”
Bayangin kamu naik mobil di jalan tol yang
mulus banget, terus mobilnya jalan pelan-pelan naik ke 100 km/jam tanpa ngerem
atau ngebut tiba-tiba. Kalau nggak liat ke luar, kamu bakal ngerasa kayak lagi
diam aja, kan?
Coba deh bandingin naik mobil dan naik
pesawat. Di mobil, kamu bisa liat pohon, mobil lain, atau bangunan yang
“mundur” waktu kamu jalan. Otak jadi sadar, “Oke, kita lagi bergerak.”
Tapi di pesawat? Jendela kecil, langit biru
terus, atau cuma awan putih yang kelihatan “diam”. Otak jadi kehilangan
petunjuk visual. Akhirnya kamu merasa seolah-olah nggak bergerak sama sekali,
padahal kamu lagi meluncur di udara secepat peluru.
Waktu pesawat naik, tekanan udara luar turun
drastis. Untungnya, kabin pesawat punya sistem yang bikin tekanan di dalam
tetap nyaman. Tapi telinga kamu tetap bisa “kerasa” perubahan ini — makanya
kadang telinga terasa pengang atau nggak enak waktu naik.
Tapi setelah tekanan kabin stabil dan tubuhmu
beradaptasi, sensasi itu hilang. Dan kamu pun mulai menikmati perjalanan
sambil... rebahan nonton film atau makan snack maskapai 😄
Secara singkatnya:
- Kita merasa gerakan saat take off karena ada percepatan
besar + perubahan arah.
- Begitu pesawat udah di atas dan jalannya stabil (kecepatan
konstan), tubuh kita nggak bisa ngerasain gerakan itu lagi.
- Ditambah minimnya rangsangan visual + tekanan kabin yang sudah
stabil = kita merasa nyaman dan “diam”.
Gimana, sekarang udah nggak penasaran lagi ‘kan kenapa naik pesawat rasanya kayak roller coaster di awal, tapi nyantai banget setelah di atas?
Kalau kamu pernah punya pengalaman seru atau unik waktu take off, boleh banget share di kolom komentar! 😉✈️
- Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2014). Fundamentals
of Physics. Wiley.
- Serway, R.A., & Jewett, J.W. (2013). Physics for Scientists
and Engineers. Brooks Cole.
- NASA Glenn Research Center. “Thrust.” https://www.grc.nasa.gov
- Guyton & Hall. Textbook of Medical Physiology (2006).
- Benson, A.J. (1999). Motion Sickness. In Textbook of
Aerospace Medicine. Springer.
- European Aviation Safety Agency (EASA). “Flight Phases.”
- NASA Human Research Program. “Motion Sickness and Sensory
Conflict.” https://www.nasa.gov/hrp