Fisika Menjelaskan Mengapa Sedotan Bisa Digunakan

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Sedotan adalah alat sederhana yang bekerja berkat hukum-hukum dasar fisika, khususnya konsep tekanan udara, fluida statis, dan gravitasi. Meskipun terlihat sepele, sedotan menjadi contoh nyata bagaimana tekanan dan gaya bekerja pada fluida (zat cair).


Langkah-langkah Kerja Sedotan:

  1. Sedotan dimasukkan ke dalam cairan
    • Ujung bawah sedotan berada dalam minuman (air, jus, dll), dan ujung atas di dekat mulut pengguna.
    • Dalam kondisi ini, tekanan udara luar dan dalam sedotan seimbang, sehingga cairan tidak naik.
  2. Kita mulai menghisap udara dari dalam sedotan
    • Saat menghisap, kita mengurangi jumlah molekul udara dalam sedotan → tekanan di dalamnya menurun.
  3. Terjadi perbedaan tekanan
    • Tekanan atmosfer (di luar sedotan) tetap normal (~101.325 Pa atau 1 atm).
    • Tekanan dalam sedotan lebih kecil karena dihisap.
    • Perbedaan tekanan ini menyebabkan gaya tekan dari udara luar mendorong permukaan cairan di dalam gelas, sehingga cairan terdorong naik ke dalam sedotan.
  4. Cairan masuk ke mulut
    • Cairan akan terus naik selama perbedaan tekanan tetap terjadi.
    • Jika hisapan dihentikan dan tekanan seimbang kembali, cairan tidak akan mengalir naik.


Prinsip Fisika yang Terlibat:

1. Tekanan Udara

  • Udara memiliki massa dan menekan segala permukaan dengan gaya.
  • Tekanan atmosfer di permukaan laut: ~1 atm = 101.325 Pa.

2. Prinsip Fluida Statis

  • Dalam fluida diam, tekanan meningkat seiring kedalaman.
  • Air dalam gelas menerima tekanan dari udara luar dan dari kolom air sendiri.

3. Hukum Pascal

  • Tekanan yang diberikan pada suatu fluida dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah.
  • Dalam konteks ini, tekanan dari atmosfer mendorong permukaan air ke dalam sedotan.

4. Hukum Bernoulli (konsep sekilas)

  • Ketika kecepatan fluida meningkat, tekanannya menurun.
  • Dalam mulut, saat menghisap, terjadi aliran fluida → tekanan berkurang.


Analogi dan Perhitungan Sederhana:

Misal, Anda menghisap udara hingga tekanan dalam sedotan turun menjadi 0,9 atm. Maka selisih tekanan sebesar:

ΔP=1 atm−0,9 atm=0,1 atm

0,1 atm=10,1325 kPa

Dengan persamaan tekanan hidrostatis:

P=ρgh

Jika kita ambil:

  • ρ (massa jenis air) = 1000 kg/m³
  • g (gravitasi) = 9,8 m/s²
  • Maka:

10,1325×103=1000×9,8×h⇒h≈1,03 m

Jadi, cairan dapat terdorong naik sedalam ±1 meter jika tekanan berkurang 0,1 atm — ini menjelaskan mengapa sedotan sangat panjang tidak efektif.



Contoh Aplikasi Serupa:

  • Suntikan medis: saat plunger ditarik, tekanan di dalam tabung berkurang dan cairan masuk.
  • Pompa air tangan: menggunakan prinsip pengurangan tekanan dalam tabung.
  • Pipet tetes: memanfaatkan tekanan udara dan gaya gravitasi untuk mengatur jumlah cairan.

Sedotan bekerja karena perbedaan tekanan antara bagian dalam sedotan (yang dikosongkan saat dihisap) dan tekanan atmosfer luar. Tekanan yang lebih besar dari luar mendorong cairan naik ke atas menuju area bertekanan lebih rendah (mulut kita).

Dengan kata lain, kita tidak menarik air ke atas, melainkan tekanan udara luar mendorong air ke atas karena bagian dalam sedotan kita buat bertekanan lebih rendah.


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)