Dampak Tubuh Astronaut: Perubahan Fisik, Mental, dan Proses Pemulihan di Bumi

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم





Setelah menjalani misi panjang di luar angkasa, para astronaut NASA Sunita 'Suni' Williams dan Barry 'Butch' Wilmore akhirnya kembali ke Bumi pada 18 Maret 2025. Keduanya menumpang kapsul Crew Dragon milik SpaceX yang mendarat dengan selamat di perairan lepas pantai Tallahassee, Florida, Amerika Serikat. Mereka tidak sendirian, melainkan bersama astronaut NASA lainnya, Nick Hague, dan kosmonaut Rusia, Aleksandr Gorbunov. Misi mereka di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) berlangsung jauh lebih lama dari yang direncanakan akibat masalah teknis, termasuk kebocoran gas dan gangguan pada roket pendorong pesawat antariksa Starliner milik Boeing. Akibatnya, mereka terpaksa tertahan di ISS selama sembilan bulan, dari Juni 2024 hingga Maret 2025.

Namun, tinggal lama di luar angkasa bukan tanpa konsekuensi serius bagi kesehatan fisik dan mental para astronaut. Lingkungan tanpa gravitasi dan paparan radiasi luar angkasa menyebabkan berbagai perubahan drastis pada tubuh manusia, di antaranya:

Perubahan Fisik di Luar Angkasa:

1. Massa Otot Menyusut
Tanpa tarikan gravitasi Bumi, astronaut jarang menggunakan otot-otot besar mereka, terutama kaki, sehingga massa otot berkurang secara signifikan.

2. Kepadatan Tulang Berkurang
Tulang kehilangan sekitar 1 persen massanya per bulan. Proses ini mirip dengan penuaan selama satu tahun di Bumi, sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.

3. Paparan Radiasi Tinggi
Astronaut menerima radiasi lebih dari 10 kali lipat dibanding di Bumi, yang meningkatkan risiko kanker, penurunan fungsi kognitif, hingga gangguan DNA.

4. Perubahan Cairan Tubuh
Tubuh kehilangan sekitar 20 persen cairan dan 5 persen massa, menyebabkan pergeseran cairan ke bagian atas tubuh yang membuat wajah tampak bengkak.

5. Kerusakan Kulit
Kulit menjadi lebih tipis, mudah robek, dan proses penyembuhannya menjadi lebih lambat dibanding saat berada di Bumi.

6. Gangguan Penglihatan
Mikrogravitasi menyebabkan perubahan tekanan di dalam kepala yang memengaruhi bentuk bola mata dan merusak penglihatan. Paparan radiasi juga meningkatkan risiko katarak.

7. Perubahan DNA
Setelah kembali ke Bumi, sebagian besar gen kembali normal, tetapi sekitar 7 persen tetap mengalami gangguan jangka panjang.

8. Sistem Kardiovaskular Terganggu
Sirkulasi darah melambat dan produksi sel darah merah menurun, sehingga aritmia jantung umum terjadi.

9. Melemahnya Sistem Imunitas
Paparan radiasi menyebabkan kekebalan tubuh melemah, membuat astronaut lebih rentan terhadap penyakit.

10. Gangguan Psikologi dan Kognitif
Radiasi bisa merusak otak dan mempercepat timbulnya gejala Alzheimer. Lingkungan luar angkasa juga menyebabkan gangguan orientasi, mabuk perjalanan, hingga stres.

Proses Pemulihan Setelah Kembali ke Bumi:

1. Setelah Tiba di Bumi (Hari Pertama)
Tulang belakang yang sebelumnya memanjang di luar angkasa kembali ke ukuran normal, perut kembung berkurang, dan tekanan darah mulai stabil.

2. Setelah Satu Pekan
Gejala mabuk perjalanan dan disorientasi perlahan menghilang. Pola tidur para astronaut juga mulai kembali normal.

3. Setelah Dua Pekan
Sistem kekebalan tubuh mulai pulih, cairan tubuh kembali ke distribusi normal, dan produksi sel darah merah meningkat stabil.

4. Setelah Satu Bulan
Pemulihan massa otot hampir selesai, mendekati kondisi sebelum mereka meninggalkan Bumi.

5. Setelah Tiga Bulan
Kulit kembali sehat dan kuat, massa tubuh kembali seperti semula, dan gangguan penglihatan mulai menghilang.

6. Setelah Enam Bulan
Meskipun banyak fungsi tubuh yang pulih, risiko patah tulang dan kanker akibat paparan radiasi tinggi tetap ada. Sekitar 93 persen DNA kembali normal, sementara 7 persen tetap mengalami perubahan permanen.

Kehidupan di luar angkasa memang membuka wawasan baru bagi manusia, tetapi juga membawa tantangan kesehatan serius yang perlu diatasi secara hati-hati oleh para peneliti dan dokter.

Sumber : Tempo.co

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)