METODE EKSPERIMEN ILMIAH

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم


Para ilmuwan dalam peradaban Islam merupakan pioner menggunakan metode ilmiah dalam berbagai riset dan studi mereka. Mereka memanfaatkan akal dan pemikiran semaksimal mungkin. Apabila mereka mendapatkan kesimpulan yang berbeda dengan para pendahulu mereka, maka mereka berani menyatakan pendapatnya itu dengan penuh percaya diri dan keberanian. Mereka mempergunakan metode eksperimen sebagai prinsip dasar riset dan studi yang sehat. Dan ini merupakan dasar-dasar terpentingbagi kebangkitan ilmiah pada masa kejayaan peradaban Islam. Bahkan peradaban dunia modern dan kontemporer secara keseluruhan bertumpu padanya; sebab ilmu-ilmu alam dan praktis yang berkaitan langsung dengan kemajuan suatu peradaban memiliki keistimewaan karena ilmu-ilmu realistis atau pasti dan eksperimen. 

Ketika perhatian manusia sejak masa lalu terfokus pada alam raya dan fenomena-fenomenanya, maka ia tercengang dengan langit bersama bintang-bintang dan planetnya dan bumi dengan berbagai sumber daya, gunung-gununG dan lautnya. Ia pun berupaya semaksimal mungkin untuk menafsirkan fenomena-fenomena alam dan mengenali hakikatnya, lalu berusaha menguasai dan memanfaatkannya. Sepanjang sejarahnya, manusia mampu menyingkap beberapa rahasia alam raya dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen serta memanfaatkan beberapa piranti dan peralatan hingga pada akhirnya memungkinkannya merumuskan prinsip-prinsip dasar ilmu alam dan membangun istana ilmu-ilmu praktis serta teknologi kontemporer. Peradaban umat manusia dari generasi ke generasi mampu membangun istana tersebut. Akan tetapi kontribusi para ilmuwanpada masa kejayaanperadaban Islam merupakan yang paling berpengaruh dan banyak memberikan kontribusinya; Sebab peradaban Islam menjamin konsistensi kemajuan ilmu pengetahuan pada masa kebangkitan kontemporer dan mendorong perjalanan dan perkembangannya hingga sekarang. 

Ketika para ilmuwan Eropa mentransformasi ilmu-ilmu Arab dan mendalaminya, maka mereka berhasil mengungkap kenyataan bahwa rahasia di balik perkembangan ilmu-ilmu dan kejayaannya ini terfokus pada penggunaan metode ilmiah yang benar, penggunaan alat-alat dan berbagai fasilitas untuk mengungkap berbagai fenomena alam. Karena itu, mereka mampu menafsirkan atau menjelaskan berbagai persoalan yang tidak mampu diatasi para Ilmuwan klasik. Mereka berhasil membuka ufuk dan cakrawala baru di berbagai bidang ilmu dan pengetahuan. 

Dari realita ini, maka kita harus memperlihatkan peran Islam dalam mengingatkan penggunaan teknologi di samping ilmu pengetahuan. Kita setuju dengan pakar fisika kontemporer DR. Muhammad Abdussalam, peraih Hadiah Nobel dalam bidang teori Fisika tahun 1979 M, yang menyatakary "Al-Qur'an telah memberikan penekanan dalam porsi yang sama antara pemanfaatan teknologi dan berpikir ilmiah. Maksudnya, memberikan perhatian dan dorongan yang sama untuk memanfaatkan sumber daya alam melalui pengetahuan ilmiah. Al-Qur'an memperlihatkan contohkepada kita pada kisah Nabi Dawud danSulaiman atas penguasaan mereka terhadap teknologi yang berkembang pada masanya, yang mampu memanfaatkan besi dan angin, serta menguasai sumber daya dan kekayaan alam untuk memproduksi bebatuan yang bisa dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan-bangunan megah seperti istana, bendungan, dan bungker-bungker. Al-Qur'an juga mengingatkan kepada kita tentang Dzulqarnain; bagaimana ia memanfaatkan potongan-potongan besi dan tembaga yang besar dan kuat untuk membangun pertahananpertahanannya." 

Jadi, fokus Al-Qur'an yang menyajikan contoh semacam ini kepada kita dimaksudkan untuk memotivasi kita agar berpikir tentang pemanfaatan sumber daya alam dan kekayaannya untuk kebutuhan manusia. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah:

"Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir." (Al-Hasyr: 21). 

Dalam ayat lain, Allah berfirman, 
"Dan perumpamaan perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu." (Al-Ankabut: 43)

Dari sisi lain, nampak jelas bahwa strategiyang digunakan umat Islam untuk menyeleksi hadits-hadits Rasulullah dan membedakan antara yang shahih dan yang palstl sangat berpengaruh pada metode para ilmuwan dan menjelaskan kepada mereka mengenai arti penting penggunaan metode yang benar yang mampu mengantarkan pada kebenaran. Di samping mempersembahkan dan menjelaskan kepada mereka sebuah metode yang cermat untuk mendapatkan hakikat dan kebenaran realita, informasi, dan berbagai pendapat. Di samping itu, metode-metode yang dipergunakan para ilmuwan kontemporer memiliki jasa dan kontribusi yang besar kepada sejarafu karena menggunakan metode penelitian ilmiah dan kaidah-kaidah dan prinsip yang mereka pergunakan dalam mencari kebenaran menjadi tumpuan para pakar sejarah kontemporer dan point penghormatan dan kekaguman mereka. 

Tidak diragukan lagi bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berlangsung di masa depan selama manusia mau melakukan pengamatan, eksperimen, dan memperhatikan dengan seksama tanda-tanda kekuasaan Allah dan berbagai keajaiban ciptaan-ciptaanNya di langitJangit maupun di bumi. 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa eksperimen ilmiah yang bertumpu pada prinsip ilmiah yang benar merupakan modal dasar membangun pengetahuan. Upaya para pakar eksperimen untuk selalu cermat dalam melakukan eksperimen sangat berguna untuk menguji kebenaran pemikiran teoritis. Ketika eksperimen tersebut memberikan hasil-hasil yang berbeda dengan teori, maka akan menuntunnya menemukan teori-teori dan penemuan-penemuan baru. Di sana terdapat banyak contoh tentang masalah tersebut.

Para Ilmuwan dalam peradaban Islam cenderung menggunakan metode baru, yang bertumpu pada pengamatan dan eksperimen dalam mempelajari fenomena-fenomena alam serta bersepakat untuk merumuskan rumusan-rumus€rn umum dalam menjelaskan hakikat alam raya ini. Karenanya, kita melihat mereka berhasil menorehkan kemajuan gemilang dalam berbagai bidang ilmu alam, yang tidak bisa dicapai para Ilmuwan Yunani. 

Di antara pioner terkemuka dalam menggunakan metode tersebut, maka kami dapat menyebutkan Jabir bin Hayyan dalam bidang Kimia, Abu Bakar Ar-Razi dalam bidang kedokteran, Al-Hasan bin Al-Haitsam dalam bidang Fisika, Al-Bairuni dalam bidang Astronomi dan Ilmu-ilmu Bumi, dan para ilmuwan lainnya yang sangat banyak. 

  1. Inilah Jabir bin Hayyan, yang berpesan kepada murid-muridnya agar memperhatikan penggunaan eksperimen dan tidak bergantung kecuali kepadanya yang disertai dengan ketelitian, pengamatan yang cermat, berhati-hati, dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpuan Dalam masalah ini, Jabir bin Hayyan berkata, "Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalahberbuat danbereksperimen; Sebab orang yang tidak beraktifitas dan tidak pula melakukan eksperimen tidak akan mencapai keyakinan sedikit pun. Wahai puteraku, hendaklah Anda bereksperimen untuk mendapatkan pengetahuan itu."
  2. Inilah Abu Bakar Ar-Razi, yang mengkorelasikan antara Kimia, Kedokteran, menjelaskan pengobatan melalui interaksi kimia yang terjadi pada tubuh. Di samping itu, ia juga mengajukan kriteria ilmiah yang cermat lebih dari dua puluh sistem ilmiah yang dikenal pada masanya.
  3. Untuk menjelaskan keteladanan bangsa Arab dan umat Islam dalam merumuskan metode ilmiah yang benar dan aplikasinya, kami cukup mengemukakan sebagian alenia yang terdapat dalam Kitab Al-Manazhir (Book of Optics), karya: Al-Hasan bin Al-Haitsam tentang ilmu Optick. "Marilah kita melanjutkan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip awal dan premisnya. Kita mulai melakukan penelitian dengan mengamati berbagai benda dan mencermati obyek-obyek yang nampak oleh pandangan mata kita, serta karakteristik masing-masing partikel. Melalui pengamatan ini kita menemukan karakter mata ketika memandang yang tidak berubah dan tidak terjadi kerancuan pandangan. Kemudian kita menelitinya dari segi ukuran-ukurannya secara bertahap dan sistematis, yang disertai dengan kritik dan koreksi terhadap postulat-postulat dan menghindarkan kesalahan pada hasil-hasilnya. Semua obyek yang kita amati dan kita teliti demi keadilan dan bukan mengikuti hawa nafsu. Dengan metode ilmiah yang benar ini, maka kita berharap mencapai kebenaran y.mg menyejukkan jiwa dan mengantarkan pada tujuan utama kita secara bertahap yaitu keyakinan mutlak. Dengan kritikan dan menjaga diri dari kesalahan, maka kita akan mendapatkan kebenaranyang mampu menghapuskan berbagai perseteruan dan konflik serta menghilangkan berbagai kerancuan." Dari penjelasan ini, maka jelaslah bahwa Al-Hasan bin Al-Haitsam seorang pakar eksperimen, tidak dalam pengertian bahwa aktifitasnya hanya terbatas pada eksperimen-eksperimen tersebut, melainkan dalam pengertian bahwa aktifitasnya mencakup pembuatan peralatan dan piranti-piranti yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari penyebaran dan refleksi cahaya serta pembiasannya. Dengan demikian, ia tidak hanya mengemukakan kriteria peralatan-peralatannya dan menjelaskan bagaimana penggunaannya. Melainkan ia membuatlya secara langsung atau menjelaskan bagian-bagiannya secara mendetail kepada pembuahrya dengan mengemukakan ukuran-ukuran panjang-lebar, sudut-sudutrya bagaimana mempersiapkan dan membuatnya. Al-Hasan bin Al-Haitsam dalam metodenya menegaskan bahwa fenomena-fenomena alam berjalan berdasarkan prinsip kepastian. Dalam pengertian, bahwa semua fenomena alam ini tunduk pada hukum dan aturan-aturan yang tetap, yang memungkinkan orang melakukan eksperimen dan mengungkap rahasianya, dan situasi dan kondisi yang melingkupinya haruslah memberikan hasil yang sama secara aksiomatis. 
Prinsip kepastian ini senantiasa menguasai pemikiran para Ilmuwan hingga abad kesembilan belas Masehi. Tepatnya ketika terjadi perbedaan sudut pandang pada hukum-hukum atau rumus ilmu Fisika dan ditemukarurya teori Elastisitas dan prinsip ketidakpastian. Dengan keterangan ini, maka jelaslah keteladanan bangsa Arab dan umat Islam pada masa kebangkitan peradaban Islam dalam merumuskan prinsip-prinsip metode eksperimen ilmiah, yang di kemudian hari dikembangkan oleh Francis Bacor; dan diikuti oleh Johannes Kepler, Galileo Galilei, dan Sir Isaac Newtoo serta para Ilmuwan lainnya yang banyak belajar dari warisan ilmiah peradaban Islam. 

Di sana terdapat beberapa manuskrip bersejarah yang menjelaskan bahwa para Ilmuwan Barat yang mencapai popularitasnya pada saat itu seperti Roger Bacon, telah mendalami warisan para intelektual muslim dan mengembangkan pandangan-pandangan eskperimental mereka, yang diyakini sebagai nukleus utama bagi perkembangan ilmu dan teknologi pada masa modem. Bangsa Eropa sangat terlambat untuk mengakui keunggulan dan keteladanan bangsa Arab dan umat Islam ini dalam merumuskan metode ilmiah. Hingga kemudian datanglah pakar seiarah Prevolt yang dalam Banah Al-lnsaniyyah, mengatakan "Sesungguhnya Roger Bacon telah mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu Arab di akademi Oxford dari para gurunya dari Arab di Andalusia. Roger Bacon dan juga Francis Bacon yang datang sesudahnya tidak berhak mengklaim sebagai penemu metode eksperimen ini. Sebab Roger Bacon hanyalah salah satu delegasi ilmu dan metode ilmiah umat Islam ke Kristen Eropa. Ilmu merupakan persembahan paling berharga dari peradaban Arab kepada dunia modern.

Sumber: Sumbangan Umat Islam Pada Dunia, Prof. Dr. Fuad Basya

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)