ARCHIMEDES: PENARI TELANJANG PERTAMA (1)

4
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم

Archimedes, sang ilmuwan matematika, tinggal di Syracuse pada abad ketiga SM. Dia dikenal karena berbagai sumbangannya, misalnya penemuan pengungkit; ”sekrup Archimedes” (yang sekarang masih dipakai di Mesir untuk menaikkan air Sungai Nil untuk irigasi); dan hukum hidrostatis, yang kadang disebut ”prinsip Archimedes”. Tokoh inilah yang dalam keadaan telanjang keluar dari pemandian umum dan lari di sepanjang jalan-jalan di kota Syracuse sambil berseru ”Eureka, Eureka”! yang artinya ”Aku dapatkan”! 

Apa yang didapat Archimedes? Apa yang membuatnya begitu kegirangan sehingga dia lupa berpakaian sebelum lari pulang? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mempelajari apa yang sedang dipikirkannya ketika dia melangkahkan kaki masuk ke bak mandi hari itu. Hiero, sang raja di Syracuse dan seorang teman dekat atau bahkan masih kerabat Archirnedes, telah menyuruh seorang tukang einas untuk membuatkan sebuah mahkota untuknya yang terbuat dari emas murni. Setelah menerima mahkota pesanannya itu, sang raja meragukan apakah si tukang emas sudah menggunakan semua emas untuk membuat mahkota itu. Mungkinkah si tukang emas telah menggantinya dengan logam yang nilainya lebih rendah, perak atau tembaga, dan menyimpan sisa emas yang tidak dipakainya? 

Pada zaman itu sudah dikenal bagaimana cara mencampur emas dengan perak dan tembaga. Campuran ini tetap mempertahankan warna emas yang sifatnya dominan, bahkan meskipun jumlah logam jenis lain yang dicampurkan cukup dominan. Emas murni disebut emas 24 karat. Logam campuran dengan emas 14 karat merupakan campuran dengan komposisi emas 58% dan logam lain 48%; komposisi ini sangat lazim dipakai untuk perhiasan dan wujudnya hampir persis sama dengan emas murni. 

Raja Hiero memanggil Archimedes sahabatnya dan memberi sang pakar matematika ini pekerjaan untuk menyelidiki apakah mahkota barunya itu merupakan emas murni dan emas yang digunakan untuk membuatnya adalah sejumlah yang telah diberikannya kepada si tukang emas yang membuatnya. Analisis kimia pada abad ketiga SM belum secanggih matematika, sementara Archimedes sendiri sebenarnya adalah seorang pakar matematika dan insinyur. 

Sebelum ini, Archimedes telah banyak berkutat dengan rumuS rumus matematis tentang volume bendavbenda pada umumnya seperti benda-benda berbentuk bulat, bola, dan silinder. Archimedes menyadari, jika dia bisa menentukan volume emas pada mahkota Raja Hiero, dia akan mengetahui apakah mahkota itu terbuat dari emas murni, ataukah merupakan campuran dengan logam logam lain. 


Posting Komentar

4Komentar
  1. Tolong seharusnya tuliskan sumber. Cerita ini sama persis dengan buku terjemahan bhs indonesia dari serendipity karya royston m. roberts. Sama persis tidak ada perubahan kata :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali...... di bagain ke-2 ada sumbernya

      Hapus
  2. TOP BGT ustadz bisa berbagi ilmu semoga bermanfaat

    BalasHapus
Posting Komentar
Jika artikel ini bermanfaat, mohon untuk berkomentar di bawah ini: