LANGIT DALAM PERSPEKTIF AL QUR'AN (9)

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Oleh : Agus Purwanto, D.Sc. 
(Dosen Fisika ITS, Penggagas Pesantren Sains TrenSains)


Langit adalah ruang di atas kita, di atas atau di luar bumi. Di dalamnya terdapat obyekk yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. Matahari di siang hari, bulan dan bintangg di malam hari.

Al-Furqan (الفرقان) / 25:61)
تَبٰرَکَ الَّذِیۡ جَعَلَ فِی السَّمَآءِ بُرُوۡجًا وَّ جَعَلَ فِیۡہَا سِرٰجًا وَّ قَمَرًا مُّنِیۡرًا
"Mahasuci Allah yang telah menjadikan di langit gugusann bintang dan Dia menjadikan juga di dlmnya matahari dan bulan yang bercahaya"

تَبَارَكَ Mahasuci - 
الَّذِي yang -
جَعَلَ telah menjadikan - 
فِي di - 
السَّمَاءِ langit -
بُرُوجًا gugusann bintang - 
وَجَعَلَ Dan dia menjadikan -
فِيهَا di dlm nya - 
سِرَاجًا pelita terang benderang (matahari) -
وَقَمَرًا dan bulan - 
مُنِيرًا bercahaya -


Pemahaman umum yang telah lama berada di pikiran kita. Di langit ada satu bulan, satu matahari dan banyak sekali bintang.

Di dalam sejarah pemikiran, Aristoteles pernah menggagas bahwa semua obyek di bumi dan di atasnya sampai bulan tersusun dari empat anasir tanah, air, udara dan api. Obyekk ini tidak murni dan tidak abadi alias rusak. Sedangkan obyek di atas bulan bersifat murni dan abadi serta tersusun dari anasir eter.
Dengan demikian menurut Aristoteles bintangg individual maupun yg bergerombol dlm gugusann mestinya tersusun dari eter dan abadi dalam arti tidak dapat lenyap atau musnah.


Sayangnya, para astronom mengamati bahwa bbbrp bintang lenyap. Bintangg yg mulanya ada dan telah dipetakan ternyata kmd teramati bintangg tersebut tidak ada.

Al-Mursalat (المرسلات) / 77:8)
فَاِذَا النُّجُوۡمُ طُمِسَتۡ ۙ
"Maka ketika bintangg telah dihapus,..."
فَإِذَا maka ketika - 
النُّجُومُ bintangg - 
طُمِسَتْ dihapusn -


Di hamparan langit luas dan jauh bintangg tampak bagai titikk kecil berpendar di latar gelap bak papan hitam.
Kematian bintangg akan tampak sebagai hilangnya titikk di papan hitam, titikk yang dihapus dari papan.


Ada catatan sejarah lain yang kurang dikenal orang. Jauh sblm astronom Eropa di abad pertengahan, para astronom kerajaann Cina telah mencatat enam bintang mati alias Supernova dalam kurun kurang dari seribu tahun. Supernova pertama diamati tahun 185 di jaman dinasti Han.

Di jaman dinasti Chin, thn 386 teramati Supernova di kelompok bintang Nan-tou di konstelasi Sagitarius. Thn 393 teramati Supernova di asteris Wei atau Ekor Naga di konstelasi Scorpio.

Supernova 1 Mei 1006 di konstelasi Lupus selain diamati astronom Cina juga diamati sarjana Kairo Ali bin Ridwan.Supernova yg mulai dikaji serius adlh Supernova yg teramati 4 Juli 1054, dan dilaporkan di jurnal dinasti Sung. Bintang di konstelasi Taurus ini juga diamati oleh Ibnu Butlan dokter dari Baghdad yg tinggal di Kairo. Supernova berikutnya juga dicatat oleh Fujiwara Kenezane hakim kerajaan Jepang pada 7 Agustus 1181.


Itulah enam bintang mati sblm yg dilaporkan di era renaisans, yakni Supernova 11 Nopember 1572 diamati dan dicatat Tycho Brahe dan Supernova 17 Oktober 1604 diamati oleh Johannes Kepler.

Dengan catatan ini barangkali umat Islam mulai dapat memahami pesan ahli hikmah:
اطلب العلم ولو بالصين
"Tuntutlah ilmu walau ke Cina"

Dari data Supernova tampak bahwa tradisi ilmu Cina, setidaknya dlm astronomi telah tumbuh subur jauh sebelum Eropa. 

Sekali lagi, tradisi ilmu.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)