GELOMBANG BUNYI YANG MEMBINASAKAN

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم

Allah berfirman: 
"Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu,  lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya" (QS. Hud: 67) 

"Dan tatkafa datang azab Kami,  Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang Beriman Bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.” (QS. Hud: 94) 

Jelaslah bahwa Allah menghancurkan kaum Nabi Saleh dan Syu'aib a.s. dengan menggunakan suara (teriakan dan sebagainya) dahsyat. Masuk akalkah membunuh ribuan orang hanya dengan menggunakan suara? Mari kita lihat apa yang dikatakan oleh ilmu pengetahuan modern.

Ada tiga jenis suara: 
(1) Suara infra yang berfrekuensi kurang dari 20Hz (1Hz adalah satu siklus per detik dari gelombang sinusioclal). 

(2) Frekuensi suara yang dapat didengar, dari 20 hingga 20kHz; dan 
(3) Suara berfrekuensi ultra di atas 20 kHz. 

Tiga jenis suara ini memiliki berbagai pengaruh buruk dan membahayakan terhadap tubuh manusia. Ada dua aspek kunci dari suara berfrekuensi rendah dan suara infra yang perlu diperhatikan. Yang pertama, suara berfrekuensi rendah memiliki gelombang yang relatif panjang dengan tingkat penyerapan materi rendah, sehingga memiliki kemampuan untuk bergerak menuju jarak yang jauh. Sifat ini memungkinkannya untuk mencapai efek yang luar biasa terhadap area luas dalam ruang akustik dengan menghasilkan tingkat tekanan suara tinggi. Kebalikannya, sifat ini merupakan karakteristik dari suara berfrekuensi tinggi (panjang gelombang sangat kecil), yang dapat segera diserap oleh materi, sehingga merupakan aset bagi pembuatan senjata akustik. 

Para ilmuwan telah meneliti efek biologis dari suara infra. Ambang suara infra adalah sekitar 140dB (kerasnya suara diukur dengan satuan suara yang disebut desibel (dB) pada 20Hz yang meningkat menjadi 162dB pada 2Hz hingga 175-180dB untuk tekanan statis. Karena masalah etika jika diuji coba pada manusia, eksperimen pada anjing dilakukan pada level 170dB dengan frekuensi 0,5 Hz. Ternyata anjing itu berhenti bernafas karena terjadi pelubangan pada paru-paru disebabkan perubahan tekanan intensitas yang tinggi. Sebagian dari pengaruh suara yang luar biasa adalah suara infra pada 70Hz. Pada umumnya diduga bahwa inilah frekuensi resonan (semua objek memiliki sifat yang dikenal sebagai frekuensi resonan. Resonansi adalah masuknya vibrasi dalam menerima sebuah sistem karena adanya kesamaan dengan frekuensi sumbernya) dari organ tubuh manusia sehingga kerusakan organ dan kematian dapat terjadi dengan masuknya intensitas suara yang tinggi. 

Dilaporkan bahwa Vladimir Gavreau memiliki sebuah instalasi suara infra yang dapat ia hidupkan untuk membunuh segala sesuatu dalam jarak lima mil. Juga dapat digunakan untuk meruntuhkan tembok dan mendobrak jendela. Ia dapat membunuh dengan mengatur vibrasi di dalam tubuh. Keadaan seperti itu sama dengan efek dari frekuensi rendah dan suara infra dalam tubuh. Frekuensi audio tinggi (di atas 10 kHz) dan suara ultra (di atas 20kHz) memiliki efek yang luar biasa terhadap individu pada 140dB. Berbagai peralatan akustik yang mematikan telah dirancang untuk dapat dioperasikan dalam wilayah audio ini. 

Gelombang kejut dari ledakan dapat menghasilkan berbagai efek yang luar biasa di bidang peralatan akustik. Pada level ketinggian sedang, yakni 140dB, kehilangan daya pendengaran sementara dapat terjadi pada manusia, dan dapat menyebabkan kehilangan daya pendengaran permanen pada level yang lebih tinggi. Pada level akustik di atas 185dB dapat merusak selaput pendengaran. Level akustik kira-kira 200 dB dapat merusak paru-paru, dan di atas 210 dB dapat menyebabkan kematian. Al-Qur’ an telah menjelaskan bahwa Allah swt pernah menimpakan suara yang dah

syat pada kaum-kaum yang bermaksiat. 

1400 tahun yang lalu, tak seorang pun dapat membayangkan bahwa suara dapat membunuh ribuan orang. Ini baru kita pahami setelah adanya berbagai penemuan pada zamanmodem. 





Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)