Teknologi Baterai, Indonesia Raja Baterai Dunia?

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم


Oleh: Aiman Mochammad Iqbal 

Pemanfaatan bahan bakar berbasis minyak bumi tentu ada limitasinya apalagi Indonesia bukan negara penghasil minta bumi berskala besar saat ini. Pengalihan teknologi ke baterai merupakan suatu pilihan alternatif yang bijak untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi yg semakin menipis cadangannya. 

Baterai menjadi salah satu perangkat yang menjanjikan dalam penyimpan energi untuk mereduksi penggunaan bahan bakar fosil. 

Baterai terbagi menjadi baterai primer, sekunder dan cadangan. Baterai primer merupakan baterai sekali pakai (discharge) biasanya digunakan untuk alat listrik, mainan, fotografi dan sebagainya, baterai ini memiliki densitas energi yang tinggi namun laju pelepasan nya rendah menuju sedang. Selanjutnya baterai sekunder merupakan baterai yg mampu muat ulang, kita sering memakainya di Hp dan aki mobil. Baterai ini memiliki laju pelepasan yg tinggi. Terakhir baterai cadangan yaitu baterai yg mengalami deaktivasi komponennya sebelum di gunakan sehingga reaksi Open Circuit Voltage tidak terjadi, biasanya baterai ini digunakan di militer. 

Nah baterai yg sedang hits saat ini dan digunakan untuk mobil listrik yaitu Baterai Litium nikel mangan kobalt oksida (Li-NMC) dan Litium nikel kobalt alumunium oksida (Li-NCA). NMC mempunyai rapat energi 130.4 wh/kg dengan bobot 460.12 kg sedangkan NCA memiliki rapat energi 133.1 wh/kg dengan bobot 450.8 kg. Perlu diingat bahwa baik NMC maupun NCA merupakan material untuk katoda sedangkan anodanya biasanya menggunakan grafit karena baterai merupakan reaksi elektrokimia dimana ion litium akan berpindah melalui elektrolit LiPF6 sedangkan elektron akan berpindah melalui sirkuit luar. 

Menariknya walaupun disebut dengan baterai litium namun komposisi litium nya justru tidak mendominasi. Pada NCA komposisi persen massa litium hanya 2.3% sedangkan NMC hanya 2.7 %, berbeda hal nya dengan nikel yang mempunyai komposisi 15.7% pada NCA dan 8.2% pada NMC. Indonesia menurut US Geological survey, cadangan logam nikel indonesia ditaksir mencapai 21 juta ton. Belum lagi logam-logam lainnya seperti kobalt, mangan, alumunium yg terdapat di Indonesia. Entitas yg besar tersebut menjadikan Indonesia di gadang gadang sebagai raja baterai dunia. Tentunya baterai sebagai penyimpan energi mempunyai peran esensial untuk mencapai kemandirian energi bangsa Indonesia Karena jika kendaraan bermotor banyak yg berbasis baterai maka neraca perdagangan tidak akan terbebani oleh impor minyak mentah dan mengurangi APBN serta ramah terhadap lingkungan. Semoga Indonesia dapat mewujudkannya. 


Sumber Pustaka: 
Peters, jeans F, Weil, Marcel. A critical Assessment of Resource Depletion Potential of current and future litium-ion batteries, 2016 
US geological Survey

Diambil dari: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4026183047402127&id=100000314155510

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)