Muatan Listrik

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم



Adanya petir menunjukkan bahwa awan dapat memiliki muatan listrik. Muatan listrik pada awan ternyata dapat berpindah, baik dari awan yang satu ke awan yang lain, atau dari awan ke bumi. Sebenarnya, bagaimanakah muatan listrik itu terjadi?

Penelitian terhadap muatan listrik dan kelistrikan mempunyai sejarah yang sangat panjang. Orang Yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut dapat menarik benda-benda yang kecil. Hal itu menunjukkan bahwa batu amber setelah digosok menjadi bermuatan listrik. 

Benjamin Franklin (1706–1790) adalah fisikawan yang pertama menamai muatan yang diterima batang kaca yang digosok dengan kain sutra sebagai muatan positif, dan muatan yang diterima batang kaca yang digosok dengan bulu atau kain wol sebagai muatan negatifJika dua atau lebih muatan yang sama saling didekatkan maka muatan-muatan tersebut akan saling menolak. Sebaliknya, jika muatan positif didekatkan dengan muatan negatif maka muatan-muatan tersebut akan tarik-menarik.

Alat untuk menguji suatu benda bermuatan atau tidak adalah elektroskop. Elektroskop memanfaatkan prinsip tolak-menolak antara muatan yang sejenis dan tarikmenarik antarmuatan yang tidak sejenis. Bagian-bagian elektroskop ditunjukkan pada gambar berikut:
Agar lebih mudah memahami sifat muatan listrik, kita dapat melakukan percobaan sederhana berikut:


Jika kamu melakukan percobaan dengan benar kamu akan mengetahui bahwa dua batang kaca yang diberi muatan yang sama akan tolak-menolak, sedangkan dua batang kaca yang berbeda muatan akan tarik-menarik.


Sumber: BSE Fisika 3 , Siswanto.





Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)