KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM BIDANG MEKANIKA (1)

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم

Terungkapnya  kontribusi umat Islam  dalam  bidang mekanika  berkat 
kepedulian  dan kerja  keras  DR.  Mushthafa  Nazhif  dan DR. Jalal Syauqi, yang  membuka  jalan  bagi para  spesialis  dan mereka yang memiliki perhatian  terhadap  masalah  ini  untuk mengungkap berbagai  keberhasilan spektakuler  dalam bidang  ini  dalam beberapa ilmu  pengetahuan  Arab.

Sebelum  mengemukakan  peran  umat Islam  dalam  menjembatani perumusan  hukum-hukum gerak, kami  akan  membahas  tentangpendalaman  mereka  terhadap  istilah-istilah  dan pengertian-pengertian mekanik  yang beragam sebagaimana  yang kita  kenal sekarang. Dalam Asy-Syifa',Ibnu  Sina  mendefinisikan  tentang  unsur-unsur  gerak  dalam  benda yang  bergerak,  penggerak,  posisi  benda  itu,  tempat  permulaan  gerak,  tujuan akhir  gerak,  dan  waktu  yang dibutuhkan  untuk  bergerak.

Kita mendapatkan  definisi  mengenai  gerak  alami  dan  gerak  yang dipaksakan  dalam  pendapat  Ibnu Sina yang  mengatakan,  "Semua  benda itu  bergerak.  Gerakannya  bisa  jadi  disebabkan  elemen  luar  yang dinamakan gerak  paksaan  dan  bisa  juga  terjadi  pada  benda  itu  sendiri.  Sebab benda itu  tidak  bergerak  sendiri.  Karena  itulah,  jika  benda  tersebut  diarahkan  ke satu arah karena  ditundukkan,  maka  dinamakan  alami."

Kita juga  mendapatkan pengertian  gerak  perpindahan  dan  gerak perputaran  dalam  Al-Mu'tabar fi Al-Hikmah,  karya:  Ibnu  Milkan  Al-Baghdadi.  Ia  menamakannya  Al-Harakah  Al-Makaniyyah  (geruk  yang berpindah)  dan  Al-Harakah  Al-Wadh'iyyah  (gerak  di tempat).  Dalam  hal ini,  ia  berkata,  "Gerakan mekanik merupakan gerakan yang  menyebabkan sesuatu  yang  bergerak  itu  berpindah  dari  tempat yang  satu  ke tempat lainnya.  Sedangkan  Al-Harakah  Al-Wadh'iyyah  (gerak  di tempat)  adalah gerak  yang  menyebabkan  posisi  benda  yang  bergerak  terus  berubah,  akan tetapi  tidak  keluar  dari  tempatnya  seperti  roda  dan  putaran. Ibnul  Marzaban dalam  At-Tahshil  berupaya mengkorelasikan  antara gerak  dan  wakfu..Ia berkata,  "Semua  kecepatan  membutuhkan waktu Sebab  semua  kecepatan  pada  dasarnya  menyelesaikan  jarak  tertentu. Kalaulah  kecepatan  gerakan  itu  tidak  ada  batasnya,  maka masa  tidak memiliki  batasan  dari  segi  pendeknya.  Dengan demikian,  maka gerakan tersebut  tidak  membutuhkan  waktu."

Al-Hasan  bin Al-Haitsam memberikan keteladanan  luar  biasa  dalam mewujudkan  penemuannya,  yaitu  bahwa  cahaya  memiliki kecepatan. Penemuan  ini  diungkapkannya dalam  bukuny  a Al-Manazhir  (Book  of  Optics). Dalam  buku  tersebut,  ia  berkata,  "Jika  lobang  itu  ditutupi  lalu  penutupnya diangkat,  maka kecepatan  cahaya  mencapai  benda yang  berhadapan dengannya melalui  lubang  tersebut  tidak  lain  kecuali  membutuhkan waktu, meskipun  tidak  bisa diketahui  panca  indera.  Gerakan tidak  lain  kecuali membutuhkan  waktu."

Al-Hasan  bin  Al-Haitsam  juga  mendefinisikan istilah  Kekuatan  gerak. Kekuatan  gerak  sebagaimana  yang  diungkapkan Mushthafa  Nazhif berkontradiksi  dengan  pengertian  dinamis dalam  istilah  modern  Kamiyyah At-Taharruk  (Daya  Gerak),  yang  diketahui  dari hasil  perkalian  kecepatan massa. Hal  itu  diketahui  dalam penjelasan  Al-Hasan  bin  Al-Haitsam  terhadap pantulan  benda  yang  berbenturan  dengan  permukaan  bidang.  Al-Hasan bin  Al-Haitsam menyebutkan  bahwa gerakan  yang diperoleh  tergantung jarak  tempuh  benda  yang  jatuh  tersebut.  Dengan  demikian,  maka  pantulan tersebut  tergantung  pada  kecepatan  geraknya.  Di samping  itu,  juga  ditentukan  kadar  berat  benda tersebut  (maksudnya  gumpalan/masanya).

Kecerdasan  Al-Hasan  bin Al-Haitsam terletak  pada kedekatan pengertian Kammiyah At-Taharruki  atau daya gerak dengan  Thaqah  Al-Harakah  atau  energi  gerak  dalam  istilah  kontemporer.  Dalam  hal ini,  ia menyatakan  secara  tegas  bahwa  kekuatan  gerak  pada  benda  yang bergerak yang bergerak tergantung  pada  daya  lontarnya.

Hibbatullah  bin  Milkan Al-Baghdadi  juga  mengungkapkan  pengertian yang  sama  akan  tetapi  dengan  menggunakan  istilah Mail,  yang berarti  daya tarik.  Dalam  hal ini,  ia  berkata  "Pernyataan  tersebut  dibuktikan  dengan batu  yang  dilemparkan  dari  atas  tanpa  dipengaruhi  oleh  gerakan  paksa atau  kecendurangan  yang  dipaksakan.  Anda  dapat  melihat bahwa  prinsip tujuan  menyebutkan  bahwa semakin  jauh  suatu  benda  maka  gerakannya semakin  cepat dan kekuatannya  semakin  besar.  Dengan jarak  tersebut, maka dapat  menimbulkan  luka  dan  memar.  Hal semacam  itu  tidak  terjadi jika  lemparan  tersebut  dilakukan  dari  jarak  yang  lebih  pendek.  Bahkan ia  dapat  menjelaskan  perbedaan  ukuran  jarak  panjang  yang dilaluinya."



Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)